Skip to main content

Agra dan Pulau Dewata

Halo Agra? Apa kabar?

Aku selalu berharap kamu tetap baik-baik saja, juga dengan Mom and Dad.

Agra, seperti biasa, setiap aku menulis tentangmu itu berarti aku ingin menyampaikan sesuatu. Tidak penting bagimu dan kurasa bagiku juga tidak begitu penting. Akan tetapi, aku akan tetap bercerita.

Ya, kamu berhasil menebaknya dan maaf karena mengabaikan nasihatmu waktu itu.

Ini tentang seorang pria dari gugusan Gemini yang sedikit menyapaku penuh air mata. Seperti katamu Gra, aku adalah perempuan paling mudah tersentuh yang langsung luluh jika sudah berurusan dengan air mata dan cinta. Maafkanlah.

Tapi bagaimana lagi? Dia terlihat begitu jujur menyapaku, mengenalkan kehidupannya padaku dan keluarga. Aku tidak peduli apakah dia hanya menjadikanku pelampiasan atau hiburan kala bosan. Asal aku tidak dijadikannya sebagai orang ketiga atau perempuan kedua setelah wanitanya di sana.

Dan ya, kamu benar lagi Gra, akhirnya aku tahu dia tidak sendiri. Saat itu aku mulai menjauh, terlebih saat aku sakit radang lambung, harus operasi, ponselku disita Ayah, dan kami semakin jarang berkomunikasi.

Aku bahagia saat itu. Sampai dia kembali datang seolah aku adalah benda berharga miliknya yang menghilang begitu lama. Ketika itu, jujur, aku mulai bosan. Bahkan ketika Ayah bertanya kenapa aku tidak lagi bercakap dengannya dari malam hingga pagi buta; aku hanya menjawab, "Yah, dia lagi nyusun skripsi." Padahal itu hanyalah alasan agar Ayah tak berharap lebih pada pria satu ini, pria yang datang padaku, menarikku ke dalam hidupnya sebagai bahan tertawaan dia dan kekasihnya.

Huffftt, andai aja kamu di Kalimantan Gra, sudah pasti kamu akan lihat aku yang kayak orang bego ketika aku tahu dia cuma menjadikanku selingkuhannya. Sakit sih enggak Gra, tapi merasa bodoh iya!

Bodoh karena percaya bahwa dia pria baik yang menggunakan airmata sebagai penyesalan. Padahal, itu trik licik agar aku kasihan. Menyedihkan!

Yah, mau bagaimana pun, semuanya sudah berlalu Gra. Aku lebih lapang karena dia menghilang. Aku lebih tenang karena melepas yang memang bukan milikku. Aku jadi belajar untuk memilah lagi seperti apa pria baik itu, apakah yang mudah menangis atau yang..... Emmmh, kita bicarakan lagi nanti ya Gra.

Terima kasih sudah mendengar dan membaca kisahku kali ini. Semoga lukisanmu semakin berjaya, salam buat Mom and Dad. Kalian sehat selalu ya :) I miss you 😘

Comments

Popular posts from this blog

Putri Al Fatih Quotes #8

Putri Al Fatih Quotes #9

Quotes by Putri Al Fatih Support by Paletto App ... @2017

Putri Al Fatih Quotes #10