Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2017

Mr. Pras : Sehangat Sepahit (Spesial Percakapan Nafa dan Manda)

Delapan Desember 2015 … “Jangan memaksakan diri.” Sebuah suara yang tidak asing. Manda berdiri tepat di sisi kiriku. Menatap sungai Kapuas dengan menantang. Dia tampak hebat kali ini, dengan setelan seperti wanita kurang beruntung yang tegar meski tidak mendapatkan sosok yang kuabadikan dalam aksara. “Ada kehidupan di sana, dan seseorang harus menyelamatkannya.” “Tidak bisa yang berarti bisa, kan?” “He…” Aku terkekeh getir mendengar pengakuan wanita cantik satu ini. Rasaya pahit pekat kopi yang sedang kuseruput berubah hambar seketika. “Aku hanya sekadar pamit. Tapi dia justeru mengusirku tanpa terduga.” “Itu berarti dia tidak ingin kamu pergi dalam arti sebenarnya. Tinggallah beberapa saat, saya mohon.” “Tidak bisa.” “Kemana kamu akan pergi?” “Jakarta. Aku akan tinggal beberapa saat di sana, memutuskan apakah aku harus pergi atau sekedar menghilang kemudian kembali.” “Saya menyukai kalimat keduamu.” “Ya, aku juga berharap hatiku mengatakan hal yang sama denganmu.” Hal ya